Perbedaan MRT, LRT, dan KRL
Transportasi umum merupakan pilihan transportasi yang banyak dipilih oleh masyarakat untuk berpergian, baik berpergian dalam kota ataupun luar kota. Hasil survei yang dilakukan banyak pihak menunjukkan bahwa selama pandemi Covid-19 persentase masyarakat yang menggunakan transportasi umum menurun, namun tidak menghilangkan minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum sebagai alat transportasi untuk berpergian.
Terdapat banyak jenis transportasi umum yang dapat dipilih masyarakat, namun terdapat 3 (tiga) transportasi yang dianggap mirip namun sebenarnya berbeda, yaitu mass rapit transit / moda raya terpadu atau yang biasa disingkat MRT, Light Rail Transit atau LRT, serta Kereta Rel Listrik atau KRL.
Tiga moda transportasi tersebut sering dianggap sama atau mungkin masih terdapat masyarakat yang belum mengetahui perbedaan dari tiga moda transportasi tersebut. Beberapa hal yang menjadi perbedaan antara MRT, LRT, serta KRL adalah jumlah penumpang yang dapat diangkut dalam sekali jalan, struktur jaringan kereta, serta maksimum kecepatan.
Jika dilihat dari jumlah penumpangnya, KRL memiliki kapasitas penumpang paling banyak diantara moda transportasi lainnya, yaitu dapat menampung 2000 penumpang dalam sekali perjalanan; MRT dapat menampung 1950 penumpang dalam sekali perjalanan; serta LRT hanya dapat menampung 600 penumpang dalam sekali perjalanan.
Sturktur jaringan kereta yang digunakan 3 transportasi tersebut dibuat sesuai dengan kebetuhan masing — masing transportasi. MRT menggunakan struktur layang dan bawah tanah, LRT menggunakan struktur layang, serta KRL menggunakan struktur layang dan atas tanah.
Jika dilihat dari kecepatan kendaraannya, MRT dapat melaju dengan kecepatan 110 km/jam, LRT dapat melaju dengan kecepatan 100km/jam, dan KRL dapat melaju dengan kecepatan 90 km/jam.
